“Sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional yang jika disimpulkan adalah menjadikan siswa didik untuk menadi manusia yang sholeh dan sholekhah” demikian Kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang Drs. H Subadi M.Si mengawali sambutannya dihadapan peserta acara Sosialisasi program Indonesia pintar di Hotel C3 Ungaran tanggal 10 Mei 2016, selanjutnya Subadi menjelaskan bahwa secara norma program Pendidikan Nasional merupakan tugas Pemerintah melalui Kementerian Agama ( Pendidikan Madrasah, Pondok Pesantren, Pendidikan Agama Islam ) dan Dinas pendidikan dan Kebudayaan.
Berkaitan dengan Program Indonesia Pintar ( PIP) Kementerian Agama melalui Pendidikan tingkat Madrasah diharapkan benar benar bisa mengawal pelaksanaan program ini agar betul betul tepat sasaran, tujuannya jelas, yakni membantu anak agar tidak terputus sekolah dari usia 6 tahun hingga 21 tahun, untuk menunjang tuntas belajar 12 tahun. Kriteria siswa yang mendapat Kartu PIP adalah anak dengan usia 6 – 21 tahun dengan kriteria sebagai berikut :
– Siswa atau anak dari keluarga pemegang Kartu Indonesia Sejahtera (KIS) atau KPS
– Anak / Siswa dari keluarga peserta Program keluarga harapan (PKH).
– Siswa yang berstatus yatim, piatu, yatim piatu dari panti asuhan/sosial.
– Anak yang tidak sekolah untuk kembali diharapkan bersekolah
– Anak yang terkena dampak ekonomi akibat bencana alam
– Siswa dari keluarga miskin yang rentan putus sekolah.
Dihadapan peserta sosialisasi yang secara umum merupakan garda terdepan di tingkat daerah, yang memahami persis situasi dan kondisi siswa, diharapkan betul betul bisa jadi tumpuan harapan bagi siswa siswi yang dengan kondisi yang benar benar membutuhkan bantuan ini agar lebih bisa bermanfaat untuk menunjang proses belajar mengajar, sehingga jangan ada lagi berita miring tentang salah satu siswa madrasah X di kab Semarang, tidak bisa mengikuti proses belajar mengajar karena tidak mampu membeli buku, tidak mampu membeli seragam, tidak mampu bayar transportasi ke sekolah dan sebagainya yang berkaitan dengan sarana belajar bagi si anak ” ucapnya
Diakhir sambutannya, Subadi menyampaikan pesan kepada peserta untuk senantiasa melakukan evaluasi mulai dari masalah data sampai dengan proses pelaksanaan, sebab hanya dengan cara ini perbaikan perbaikan bisa dilaksanakan dengan baik sehingga apa yang sudah kita laksanakan betul betul bisa dipertanggung jawabkan baik secara kedinasan maupun moral.
“Bangun data dengan valid dan transparan, meskipun sulit, namun lebih sulit membangun tanpa data ” demikian Subadi mengakhiri sambutannya