Sebelum lahir ke dunia manusia berada di alam ruh dan alam rahim. Ketika berada di kedua alam tersebut manusia masih bersih suci. Pantas saja ketika lahir diibaratkan kertas putih tanpa noda. Di barat dikenal teori “tabularasa”, yaitu keadaan bayi saat lahir diibaratkan kertas putih yang bisa ditulisi apa saja. Di timur yaitu teks keislaman menyebut dengan “fitrah” (bukan di sini tempatnya mendiskusikan dan membandingkan kedua istilah tersebut karena memang pengertian fitrah jauh lebih luas jangkauan maknanya).
Setelah memasuki alam dunia manusia mulai bersentuhan dengan noda yang disebabkan oleh perbuatan dosa. Menurut imam al-Ghazali setiap melakukan perbuatan dosa maka akan meninggalkan setitik noda didalam hati. Semakin banyak melakukan dosa maka semakin memekatkan hati sehingga tidak mampu lagi menangkap cahaya dari Allah (nurullah).
Puasa adalah momentum pembersihan noda. Pada setiap selesai shalat tarawih kita membaca “Allahumma innaka afuwwun karim tuhibbul afwa fa'fu anna”. Kata “al-afuwwu” mempunyai makna mengikis habis dosa2 kita sepert membersihkan besi yang berkarat dan bukan sekedar minta ampunan.
Setelah bulan ramadhan noda noda hitam terkikis semua sehingga kita kembali fitrah. Semoga risalah pendek ini bermanfaat bagi pembaca hari ini.( tauf-RM).