• Informasi Penting |
  • Berita |
  • Artikel |
    • Khutbah Jum’at
    • Renungan Kristen
    • Renungan Katolik
    • Renungan Hindu
    • Renungan Buddha
    • Renungan Konghucu
  • Weblink |
    • Cari Arah Kiblat
    • Jadwal Imsakiyah / Shalat
    • Konsultasi Syari’ah
    • Layanan SIMPATIKA
  • Galeri |
  • Unduhan |
  • Layanan Aduan Masyarakat
27 Desember 2025
Kemenag Semarang
  • Login
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi Misi
    • Struktur Organisasi
  • Unit Kerja
    • Sub Bagian Tata Usaha
    • Seksi Pendidikan Madrasah
    • Seksi Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren
    • Seksi Pendidikan Agama Islam
    • Seksi Penyelenggaraan Haji Dan Umrah
    • Seksi Bimbingan Masyarakat Islam
    • Penyelenggara Zakat Dan Wakaf
    • Penyelenggara Kristen
  • KUA
    • SOP Layanan KUA
    • Kekuatan Karyawan
  • Satker
    • MIN 1 Semarang
    • MIN 2 Semarang
    • MIN 3 Semarang
    • MIN 4 Semarang
    • MIN 5 Semarang
    • MIN 6 Semarang
    • MTsN Semarang
    • MAN 1 Semarang
    • MAN 2 Semarang
  • PTSP
    • Layanan Subbag TU
      • Layanan Kepegawaian
      • Layanan Keuangan
      • Layanan Umum
    • Layanan Pendidikan Madrasah
    • Layanan Pendidikan Diniyah & Pondok Pesantren
    • Layanan Pendidikan Agama Islam
    • Layanan Haji & Umrah
    • Layanan Bimas Islam
    • Layanan Penyelenggara Zakat & Wakaf
    • Layanan Bimas Kristen
  • PPID
  • Pojok ZI
  • PLHUT
Tidak ada Hasil
Tampilkan Semua Hasil
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi Misi
    • Struktur Organisasi
  • Unit Kerja
    • Sub Bagian Tata Usaha
    • Seksi Pendidikan Madrasah
    • Seksi Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren
    • Seksi Pendidikan Agama Islam
    • Seksi Penyelenggaraan Haji Dan Umrah
    • Seksi Bimbingan Masyarakat Islam
    • Penyelenggara Zakat Dan Wakaf
    • Penyelenggara Kristen
  • KUA
    • SOP Layanan KUA
    • Kekuatan Karyawan
  • Satker
    • MIN 1 Semarang
    • MIN 2 Semarang
    • MIN 3 Semarang
    • MIN 4 Semarang
    • MIN 5 Semarang
    • MIN 6 Semarang
    • MTsN Semarang
    • MAN 1 Semarang
    • MAN 2 Semarang
  • PTSP
    • Layanan Subbag TU
      • Layanan Kepegawaian
      • Layanan Keuangan
      • Layanan Umum
    • Layanan Pendidikan Madrasah
    • Layanan Pendidikan Diniyah & Pondok Pesantren
    • Layanan Pendidikan Agama Islam
    • Layanan Haji & Umrah
    • Layanan Bimas Islam
    • Layanan Penyelenggara Zakat & Wakaf
    • Layanan Bimas Kristen
  • PPID
  • Pojok ZI
  • PLHUT
Tidak ada Hasil
Tampilkan Semua Hasil
Kemenag Semarang
Tidak ada Hasil
Tampilkan Semua Hasil

Menjaga Bumi sebagai Amanah: Aksi Ekoteologi Kemenag Kabupaten Semarang dari Merbabu

Dalam Kategori Artikel, Berita, Ekoteologi
A A
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang, Ta’yinul Biri Bagus Nugroho, melakukan penanaman bibit pohon di Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, Getasan, Kab. Semarang, Rabu (10/12/2025). (Foto: Kresna/Humas)

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang, Ta’yinul Biri Bagus Nugroho, melakukan penanaman bibit pohon di Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, Getasan, Kab. Semarang, Rabu (10/12/2025). (Foto: Kresna/Humas)

Kabut tipis menggantung di lereng Merbabu ketika ratusan siswa-siswi madrasah beserta ASN Kementerian Agama Kabupaten Semarang memasuki kawasan Spekta Merbabu pada Rabu pagi, 10 Desember 2026. Udara dingin yang bercampur aroma tanah basah itu seperti memberi pesan diam bahwa hutan pegunungan selalu punya cara mengingatkan manusia untuk tidak melupakan bumi. Namun kali ini, manusia datang bukan dengan niat menguasai, melainkan belajar tentang alam, agama, dan tanggung jawab spiritual.

Di bawah naungan puncak Merbabu yang membiru, ekoteologi –sebuah gagasan yang kerap hidup dalam ruang seminar– akhirnya turun menyentuh tanah. Ia menjelma aksi nyata. Ia berubah dari wacana menjadi gerakan.

Bukan Sekadar Tanam Pohon

Kegiatan bertajuk “Ekoteologi dalam Aksi: Menanam, Merawat, dan Menghidupkan Bumi” yang diinisiasi Kemenag Kabupaten Semarang ini bukan sekadar rangkaian peringatan Hari Amal Bakti ke-80. Puluhan bibit pohon endemik Merbabu, cangkul yang berderet, dan wajah para peserta yang berembun oleh udara pagi adalah simbol dari tekad yang lebih dalam: meneguhkan kembali iman ekologis.

“Alam bukan objek untuk dieksploitasi,” tegas Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Semarang, Ta’yinul Biri Bagus Nugroho. “Menjaga bumi adalah ibadah. Alam adalah ayat-ayat Tuhan yang harus dijaga dan dimuliakan.”

Kata-kata itu sederhana tetapi mengandung arah moral yang kuat, bahwa spiritualitas menemukan wujud nyatanya bukan hanya dalam ritual, tetapi juga dalam tindakan merawat bumi.

Ketika Moderasi Beragama Bertemu Moderasi Ekologis

Dalam sambutan Wakil Bupati Semarang Dra. Hj. Nur Arifah yang dibacakan Kabag Kesra H. Asep Mulyana, S.STP. M.M., pemerintah daerah menyampaikan apresiasi kepada Kemenag Kabupaten Semarang atas inisiatif yang berhasil memadukan nilai keagamaan dengan kepedulian ekologis.

“Kemenag telah menunjukkan bahwa moderasi beragama tidak hanya berbicara tentang hubungan antarmanusia, tetapi juga tentang hubungan manusia dengan alam sebagai karunia Ilahi yang wajib dijaga,” lanjutnya.

Kabag Kesra Setda Kabupaten Semarang, H. Asep Mulyana, S.STP., M.M., membacakan sambutan tertulis Wakil Bupati Semarang Dra. Hj. Nur Arifah, Rabu (10/12/2025). (Foto: Kresna/Humas)
Kabag Kesra Setda Kabupaten Semarang, H. Asep Mulyana, S.STP., M.M., membacakan sambutan tertulis Wakil Bupati Semarang Dra. Hj. Nur Arifah, Rabu (10/12/2025). (Foto: Kresna/Humas)

Ini adalah perspektif penting, bahwa keberagamaan bukan hanya mengenai toleransi sosial, tetapi juga tanggung jawab ekologis. Bahwa iman tidak hanya diuji dalam kehidupan sosial, tetapi juga dalam bagaimana kita memperlakukan bumi.

Merawat Bumi, Merawat Warisan

Tak jauh dari tempat apel dilaksanakan, tim Balai Taman Nasional Gunung Merbabu telah menyiapkan bibit-bibit pohon endemik yang akan ditanam dan dirawat. Kepala Balai, Dr. Anggit Haryoso, S.Hut., M.Sc., menegaskan bahwa penanaman ini bukan seremonial tahunan, melainkan bagian dari pemulihan ekosistem yang membutuhkan kesabaran panjang.

“Penanaman tahun lalu adalah penanaman bersama,” ujarnya. “Tahun ini adalah tahun pertama pemeliharaan. Semoga tahun berikutnya kita bisa melanjutkan pemeliharaan tahun kedua.”

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, Dr. Anggit Haryoso, S.Hut., M.Sc., menjelaskan teknis penanaman dan pemeliharaan pohon di Kawasan Gunung Merbabu kepada peserta kegiatan, Rabu (10/12/2025). (Foto: Kresna/Humas)
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, Dr. Anggit Haryoso, S.Hut., M.Sc., menjelaskan teknis penanaman dan pemeliharaan pohon di Kawasan Gunung Merbabu kepada peserta kegiatan, Rabu (10/12/2025). (Foto: Kresna/Humas)

Setiap peserta kemudian turut meninjau kembali pohon-pohon yang ditanam pada HAB tahun sebelumnya. Sebagian tumbuh subur, sebagian lain mati dan harus diganti. Di titik inilah para peserta memahami bahwa karya ekologis tidak pernah selesai hanya dengan upacara tanam. Merawat bumi adalah perjalanan panjang berkesinambungan.

Usai penanaman, puluhan burung kemudian dilepasliarkan ke alam sebagai simbol mengembalikan keseimbangan ekologis. Syair shalawat yang dilantunkan peserta menjadi pengiring spiritual bagi sayap-sayap kecil yang terbang menuju kebebasannya.

Di sisi lain kawasan, rombongan lain mulai bergerak menyusuri aliran sungai di sekitar area penanaman. Mereka membawa karung sampah, penjepit, dan sarung tangan.

Setiap sampah yang terambil, setiap plastik yang diangkat dari aliran air, terasa seperti pengakuan dosa dan sekaligus pengampunan ekologis. Membersihkan sungai, dalam tradisi Islam, bukan sekadar etika sanitasi; ia adalah wujud iman.

Ekoteologi: Ketika Ajaran Agama Menyentuh Tanah

Kegiatan diakhiri dengan sesi refleksi ekoteologi. Sebuah sesi kontemplatif yang tak biasa digelar dalam program kantor pemerintahan. Namun siang itu, para peserta duduk melingkar sambil memandang bukit-bukit hijau, seakan alam sedang mengajar.

“Konsep ekoteologi yang digagas Menteri Agama Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar bukan sekadar jargon,” ujar Mas Kakan, sapaan akrab Kepala Kankemenag Kabupaten Semarang. “Konsep ini berangkat dari lima prinsip utama: tauhid, khalifah, amanah, ‘adl, dan mizan.”

Mas Kakan mengutip ayat QS. Ar-Rum: 41 yang menggema kuat dalam situasi krisis iklim hari ini:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ 

Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan laut akibat ulah tangan manusia.”

Sementara Kepala KUA Kecamatan Pabelan, Abdul Ghofur, S.H.I., menambahkan perspektif yang sederhana tetapi menyentuh akar ajaran Islam:

“Menanam pohon adalah sedekah. Menjaga sungai adalah ibadah. Mengurangi sampah adalah bagian dari ihsan kepada seluruh makhluk.”

Kepala KUA Kecamatan Pabelan, Abdul Ghofur, S.H.I., saat menyampaikan perspektifnya saat sesi refleksi ekoteologi, Rabu (10/12/2025). (Foto: Kresna/Humas)
Kepala KUA Kecamatan Pabelan, Abdul Ghofur, S.H.I., saat menyampaikan perspektifnya saat sesi refleksi ekoteologi, Rabu (10/12/2025). (Foto: Kresna/Humas)

Kata-kata itu sederhana, namun berakar pada tradisi panjang Islam: al-ihsan, tathahhur, amanah, dan khalifah.

Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا… إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ

 “Tidaklah seorang Muslim menanam pohon, kecuali menjadi sedekah baginya…” (HR. Bukhari)

Refleksi ini mengingatkan seluruh peserta bahwa ekoteologi adalah cara mengembalikan keseimbangan spiritual manusia dengan alam. Bahwa menjaga bumi bukan isu teknis, tetapi bagian dari kesalehan ekologis.

Dari Merbabu untuk Indonesia

Ketika acara usai, hamparan Merbabu tetap sama: hijau, dingin, dan tenang. Namun para peserta pulang membawa sesuatu yang berbeda. Sebuah kesadaran baru, yang mungkin selama ini terlupakan: bahwa bumi bukan sekadar tempat untuk ditinggali, tetapi amanah untuk dijaga.

Di tengah krisis iklim yang terus memburuk, langkah-langkah kecil seperti menanam pohon, merawat kembali tanaman lama, membersihkan sungai, dan melepas satwa liar memiliki makna besar.

Ekoteologi dalam aksi yang digelar Kemenag Kabupaten Semarang bukan sekadar kegiatan seremonial; ia adalah manifestasi spiritualitas yang konkret, yang menghadirkan nilai ilahi dalam tindakan sehari-hari.

Dan pagi di Merbabu itu membuktikan satu hal: ketika manusia berhenti sejenak untuk mendengarkan suara alam sekitarnya, di situlah ia kembali menemukan Tuhannya.

Prosesi pelepasliaran burung ke alam oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang, Kabag Kesra Setda Kabupaten Semarang, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, jajaran Forkopimcam Kecamatan Getasan, Rabu (10/112/2025). (Foto: Kresna/Humas)
Prosesi pelepasliaran burung ke alam oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang, Kabag Kesra Setda Kabupaten Semarang, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, jajaran Forkopimcam Kecamatan Getasan, Rabu (10/112/2025). (Foto: Kresna/Humas)

 

Penulis: Arief Rahman Hakim
Fotografer: Kresna Raditya Agung

Tags: BAGUS!EkoteologiKemenagKemenagKabSemarangMerbabu
ShareShareSend
Artikel Sebelumnya

Kakankemenag Monitoring Pelaksanaan Bantuan Afirmasi Rehab Berat Tahun Anggaran 2024 di MI Lerep

Artikel Selanjutnya

Perkuat Akuntabilitas Program, Itjen Kemenag Monev Asta Protas di Kabupaten Semarang

Artikel Terkait

Festival Siripada Puja di Stasiun Tuntang: Harmoni Spiritualitas, Budaya dan Wisata Ekoteologi

Festival Siripada Puja di Stasiun Tuntang: Harmoni Spiritualitas, Budaya dan Wisata Ekoteologi

4 hari ago
Ribuan Jemaah Hadiri Haul Akbar ke-22 Kabupaten Semarang di Alun-Alun Bung Karno

Ribuan Jemaah Hadiri Haul Akbar ke-22 Kabupaten Semarang di Alun-Alun Bung Karno

4 hari ago
Kasubbag TU Kemenag Kab. Semarang, H. Mohamad Solichin, didampingi jajaran kasi dan gara menerima kedatangan Tim Itjen Kemenag RI yang dipimpin oleh Muhammad Rofiq selaku Pengendali Teknis Tim Pemantauan dan Evaluasi dari Itjen Kemenag RI.

Perkuat Akuntabilitas Program, Itjen Kemenag Monev Asta Protas di Kabupaten Semarang

1 minggu ago

Kakankemenag Monitoring Pelaksanaan Bantuan Afirmasi Rehab Berat Tahun Anggaran 2024 di MI Lerep

Seksi Pendidikan Madrasah Gelar Rakor Pembelajaran Bulan Ramadhan dan Penguatan Karakter Melalui Pembiasaan di Satuan Pendidikan, serta Sosialisasi Ujian Madrasah Tahun Ajaran 2024/2025

Artikel Selanjutnya
Kasubbag TU Kemenag Kab. Semarang, H. Mohamad Solichin, didampingi jajaran kasi dan gara menerima kedatangan Tim Itjen Kemenag RI yang dipimpin oleh Muhammad Rofiq selaku Pengendali Teknis Tim Pemantauan dan Evaluasi dari Itjen Kemenag RI.

Perkuat Akuntabilitas Program, Itjen Kemenag Monev Asta Protas di Kabupaten Semarang

Ribuan Jemaah Hadiri Haul Akbar ke-22 Kabupaten Semarang di Alun-Alun Bung Karno

Ribuan Jemaah Hadiri Haul Akbar ke-22 Kabupaten Semarang di Alun-Alun Bung Karno

Festival Siripada Puja di Stasiun Tuntang: Harmoni Spiritualitas, Budaya dan Wisata Ekoteologi

Festival Siripada Puja di Stasiun Tuntang: Harmoni Spiritualitas, Budaya dan Wisata Ekoteologi

Facebook Twitter Telegram Instagram Youtube TikTok

TENTANG KAMI

Web ini dikelola oleh tim Kehumasan Kan Kemenag Kab. Semarang, Jl. Candi Asri – ungaran | jawa Tengah. 50513

Telp : 0246921320
Informasi dan layanan https://linktr.ee/kemenagsmg
email : kabsemarang@kemenag.go.id

PEJABAT ESELON

Kasubag TU
Kasi PAIS
Kasi Penma
Gara haji & Umrah
Kasi PD Pontren
Gara Kristen

WILAYAH KERJA

© 2022 Kementerian Agama Kabupaten Semarang

Tidak ada Hasil
Tampilkan Semua Hasil
  • Beranda
  • Profil
  • PPID
  • Layanan PTSP
  • Informasi Penting
  • Layanan PTSP
  • Berita

© 2022 Kementerian Agama Kabupaten Semarang

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Translate »
Situs web ini menggunakan cookie. Dengan terus menggunakan situs web ini, Anda memberikan persetujuan terhadap penggunaan cookie. Kunjungi Kebijakan Privasi dan Cookie kami.