Ungaran – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang bekerjasama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Semarang gelar dialog kerukunan umat beragama dan sosialisasi moderasi beragama tahun 2022 bertajuk Merawat Kebhinekaan Menjaga Kerukunan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, Rabu (15/6).
Diikuti oleh 40 orang peserta utusan 6 Agama yang ada di wilayah Kecamatan Ungaran Barat, Ungaran Timur dan Bergas, dialog dibuka langsung oleh Wakil Bupati Semarang, Basari dengan narasumber Budi Saroyo dari KODIM 0714 Salatiga dan Sigit Ari dari Polres Semarang.
Dalam sambutannya, Basari menyampaikan bahwa moderasi beragama dinilai sebagai hal yang dapat menjadikan setiap pemeluk agama bersikap toleran dan moderat. Perwujudan sikap toleran dan moderat inilah yang nanti dapat menjamin terciptanya kerukunan umat bergama.
“Banyak wujud toleransi yang bisa dilihat dalam kehidupan keseharian mulai dari menghormati hak dan kewajiban umat agama lain, berteman tanpa membeda-bedakan agama dan kepercayaan, tidak menghalangi umat agama lain yang sedang beribadah dan lain sebagainya. Secara prinsip moderasi beragama akan dapat menekan paham radikalisme dan mendukung kerukunan umat beragama. Maka mari bersama kita sukseskan kegiatan ini nanti untuk mewujudkan Kabupaten Semarang yang damai dan selalu kondusif,” katanya.
Sementara itu, ketua FKUB Kabupaten Semarang, H.Sinwani menyampaikan bahwa dialog kerukunan umat beragama yang dilaksanakan adalah sebagai bukti bahwa merawat kebhinekaan mutlak dikawal oleh seluruh elemen masyarakat, tak terkecuali para pemangku kebijakan. Sebab, tanpa adanya toleransi antar umat beragama, akan mendatangkan sikap radikalisme yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, menimbulkan konflik SARA, merusak ideologi generasi muda serta dapat memunculkan paham separatisme dan terorisme.
“Sudah banyak kasus radikalisme terjadi yang awal mulanya hanya karena tidak adanya sikap toleransi antar sesama. Maka mari bersama-sama kita bentengi diri kita agar jangan sampai terpapar dari pengaruh radikalisme yang bisa saja menjurus ke level lebih tinggi yakni terorisme,” tegasnya. (shl)