Ungaran – Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah Negeri menjadi satu hal yang butuh perhatian ekstra, pasalnya mata pelajaran ini hanya diajarkan selama 2 (dua) jam per minggu. Untuk itu perlu motivasi tinggi dari para guru agar selama 2 jam tersebut, pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien tanpa mengesampingkan aspek kognitif, sikap dan keterampilan para siswanya.
Demikian disampaikan Kakankemenag Kab.Semarang Muhdi saat saat mengukuhkan pengurus Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI SMP periode 2017- 2020 sub rayon 7 di SMPN 1 Suruh, Kamis (1/3).
Sebagaimana diketahui, Program PAI di sekolah negeri merupakan bagian dari pendidikan karakter siswa yang selama ini sudah berhasil dilaksanakan di lembaga pendidikan madrasah. Hal itulah yang kini dijadikan pijakan beberapa sekolah negeri untuk melaksanakan program unggulan pembelajaran PAI di sekolah umum baik melalui hafalan Qur'an, tartil, khotmil Qur’an, sholat Dhuha dan Sholat Dhuhur berjamaah.
“Kalau di madrasah, hafalan, tartil dan khotmil Qur’an itu kan sudah biasa. Tapi hal itu akan menjadi luar biasa bila yang melaksanakan program unggulan adalah sekolah-sekolah negeri yang notabene jam pembelajaran PAI nya sangat minim,” ungkap Muhdi.
Usai pengukuhan, Muhdi berharap agar ke depan pembelajaran PAI di sekolah bisa benar-benar dimaksimalkan guna pendidikan karakter yang lebih berkualitas. Sebab disadari maupun tidak, generasi muda saat ini menjadi sasaran empuk bagi segelintir orang yang ingin menghancurkan moral bangsa lewat penyalahgunaan narkoba. Untuk itu, Muhdi meminta peran serta aktif dari para guru PAI untuk turut serta mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba di tingkatan pelajar.
“Perbanyak koordinasi dan silaturahim antar guru PAI, agar segala informasi yang berkaitan dengan upaya pengembangan pembelajaran PAI itu sendiri bisa mudah diakses dan dilaksanakan,” pungkasnya. shl