Ungaran – Jumat (20/05/2016).-Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang melaksanakan upacara bendera peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-108 tahun 2016 di halaman kantor, dengan Pembina upacara adalah Kepala Kantor Kemenag , Subadi .
Sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara yang dibacakan oleh Pembina Upacara, mengajak seluruh komponen bangsa Indonesia untuk secara konsisten menjaga, melindungi, dan memelihara tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dari gangguan dan ancaman dari apapun, baik dari dalam maupun luar negeri.Menurut Rudiantara, ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini 3, yaitu radikalisme dan terorisme, kekerasan dan pornografi.
Ketiga ancaman tersebut akibat dari kemajuan teknologi Informasi, khususnya melalui Media Sosial yang berperan penting dalam proses penyebaran informasi secara cepat baik positif maupun negatif.
Melalui kemajuan teknologi Informasi, radikalisme dan terorisme mempunyai medium baru dalam menyebarkan paham dan praktiknya, kekerasan dan pornografi menyerang generasi di semua usia, dan rentannya penyusupan ancaman terhadap keutuhan NKRI dari luar negeri.
Melalui Kebangkitan Nasional ke-108, Menkominfo mengajak kepada segenap komponen bangsa agar inspirasi dari berdirinya Boedi Oetomo yaitu munculnya sumber daya manusia Indonesia yang terdidik, memililki jiwa nasionalisme, dan cita-cita mulia untuk melepaskan diri dari penjajahan dapat menjadi bekal dalam menuju kebangkitan selanjutnya yaitu menjadi bangsa yang lebih jaya dan kompetitif dalam kancah internasional.
Semangat Boedi Oetomo dalam di era sekarang dapat diwujudkan melalui Kerja Nyata, Mandiri dan Berkarakter sesuai dengan tema Kebangkitan Nasional ke-108. Kerja nyata dan kemandirian harus dimaknai sebagai usaha sungguh-sungguh seluruh elemen bangsa Indonesia dalam menjawab tantangan persaingan yang muncul dari berbagai penjuru dunia, sebab saat ini persaingan tidak lagi muncul dari tetangga sekitar saja.
Kerja nyata dapat diwujudkan melalui dengan cara-cara baru yang penuh inisiatif, membiasakan yang benar dan tidak membenarkan yang biasa. Khususnya dalam proses birokrasi agar diarahkan pada birokrasi yag efisien, dengan proses pelayanan yang mudah dan tidak berlarut larut.(chz-05)