Ungaran – Adalah Muhamad Abdul Faqih, Muhammad Husain Fahrudin dan Ahmad Faruq Hilmi. Ketiganya merupakan peserta Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) Nasional XXV di Pontianak Kalimantan Barat (27 Juni – 5 Juli 2019) lalu yang berhasil menyabet juara I dan II dari kontingen Jawa Tengah.
Sebagai Hafizh Terbaik I cabang MHQ 30 Juz, Muhamad Abdul faqih (22) yang merupakan pemuda asal Desa Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang ini sebelumnya juga telah berhasil mengantongi beberapa penghargaan serupa, diantaranya: Juara II Musabaqah Tilawati Qur’an (MTQ) XXVI Nasional di NTB tahun 2016, Juara III Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ) tingkat Internasional di Masjidil Haram, Arab Saudi tahun 2017 dan Juara I Musabaqah Hafalan Alquran dan Hadits (MHQH) tingkat ASEAN-Pasifik tahun 2018.
Sementara itu, Muhammad Husain Fahrudin (18), remaja asal Kampung Ngentak, Kelurahan Baledono Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo ini juga berhasil menjadi Hafizh Terbaik II cabang MHN Golongan 500 Hadits Tanpa Sanad pada STQ Nasional XXV Pontianak. Prestasi di bidang hafalan hadits ini bukan kali pertama bagi Husain. Pada tahun 2017 lalu, santri Pondok Pesantren Al Irsyad Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ini juga pernah menjadi wakil Indonesia dan meraih juara harapan II dalam lomba Hafalan Hadis Amir Sulton yang dipelopori oleh Kedubes Kerajaan Saudi bekerja sama dengan Kemenag dan Yayasan Amir Sulthon di Jakarta.
Adapun Ahmad Faruq Hilmi (18), yang juga santri Pondok Pesantren Al Irsyad Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ini juga berhasil menyabet gelar Mufassir Terbaik II Cabang Tafsir Golongan Bahasa Arab pada STQ Nasional XXV. Sebelumnya, Faruq juga menjadi juara I gelaran Musabaqah Tahunan Hafalan Al-Qur’an dan Hadits (MHQH) Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz Alu Su’ud Rahimahullah Tingkat ASEAN dan Pasifik ke-11 Maret lalu.
Dalam apel pagi di Halaman kantor, Senin (15/7), Kakankemenag Kab.Semarang Muhdi menyampaikan bahwa sebagai generasi milenial yang kesehariannya tak lepas dari gadget, kitapun harus selalu meluangkan waktu untuk membaca Alqur’an, kapanpun dan dimanapun berada walau hanya beberapa ayat.
Mengutip hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Muhdi menyampaikan bahwa perumpamaan orang yang membaca Alquran adalah seperti buah Utrujjah, rasanya lezat dan baunya juga sedap. Sedangkan muslim yang tidak membaca Alquran diibaratkan seperti buah kurma, meski rasanya manis, tetapi baunya tak ada.
“Cukuplah kiranya prestasi-prestasi membanggakan di bidang Alqur’an dan Hadits baik di kancah MTQ, STQ maupun MHQ kita jadikan motivasi untuk selalu mencintai Alqur’an dengan senantiasa membacanya, memahami maknanya dan berusaha mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya. shl