Ungaran – Kamis 23/2 kakan Kemenag Kab semarang menghadiri Saresehan Tokoh Lintas Agama dan lintas Generasi, yang digelar oleh Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB ) bertempat di RM Cikal Gading, Tuntang, dengan mengusung tema “Penguatan Nilai-Nilai Kebhinekaan Disebuah Bangsa Yang Multi Kultur dan Multi Religius“.
Hadir dalam Sarasehan ini, Kepala Kantor Kemenag Kab. Semarang (Drs H. Subadi, MSi), Ka bid.Kesbangpol Kab. Semarang (Drs Haris Pranowo, MSi), Ketua FKUB Kab. Semarang (H. Sinwani), Taufiqurrahman, MSi (Anggota Komisi Dakwah MUI Jateng), Drs Heru Purwanto, MM (Staf Ahli Ekonomi dan Pembangunan Bupati Semarang), Kapolsek Tuntang, Danramil Tuntang serta tokoh agama dan tokoh masyarakat Kab. Semarang, total dari peserta saresehan diikuti sekitar 80 orang.
Dalam sambutannya Kakan Kemenag ( Drs. H SUbadi.MSI ), menjelaskan bahwa di Indonesia terdiri dari multi etnis, agama , budaya dll. Dengan kondisi yang seperti ini pandangan dari luar negeri terhadap Indonesia adalah negara besar yang meskipun terdiri dari multi etnis, namun mampu menjaga kondusifitas.
Selanjutnya Subadi menambahkan bahwa di Kabupaten Semarang, secara umum aman terkendali, terkhusus masalah konflik keagamaan boleh dibilang sangat minim dan tidak sampai menjalar menjadi keresahan secara luas. ini karena masyarakat , tokoh agama dan aparat secara bersama sama menjalin komunikasi dan silaturrahmi secara berkesinambungan, sehingga sekecil apapun konflik yang muncul ditengah tengah masyarakat bisa di redam dan diantisipasi dengan baik. jelasnya.
Selanjutnya Dalam sesi dialog, Kepala UPTD Pendidikan Kec. Tuntang :menyampaikan pandangannya tentang Potensi konflik saat ini menyangkut permasalahan internasional, politik dan agama. Secara nasional, perseteruan diakibatkan karena lintas politik, kelompok yang akhirnya masyarakat terbawa oleh limbah politik yang berpindah-pindah.
Sebenarnya yang perlu mendapatkan rekomendasi dari seluruh FKUB adalah pemerintah pusat karena merekalah sumber konflik.
Dalam penanganan konflik di Indoensia selalu melalui pendekatan legacy, seharusnya lebih mengutamakan identifikasi konflik sehingga bisa diselesaikan secara tuntas.
Dari Rahmat Hidayat (Guru Madrasah Tuntang), berpendapat “Pemicu konflik adalah ketidakmerataan dalam segala hal. Untuk itu, pemerintah seharusnya mengutamakan pembangunan yang tidak hanya untuk kepentingan politik praktis”
Yang perlu dibahas adalah bagaimana toleransi antar intern terlebih dahulu sebelum terjadinya konflik antar perbedaan agama.
Mohon direkomendasikan guru PPKN diberikan waktu untuk mengikuti kegiatan FKUB. Karena guru tersebut berperan penting dalam menyampaikan kepada siswanya mengenai toleransi termasuk 4 pilar kebangsaan.
Kemudian pertanyaan dari Damar (Guru SMK Taruna Tama/Kristen Kec. Getasan) menyampaikan :Apakah sudah dibentuk FKUB Muda ?, karena dikhawatirkan adanya ketidaksinergian antara tokoh muda dan tua.
Dari Rahayu (Tokoh agama Budha) mengutarakan bahwa di Kabupaten Semarang ada 54 tempat ibadah umat Budha dengan jumlah umat sekitar 700 orang. Kami sangat mendukung pembentukan FKUB Muda sehingga melalui sarasehan ini kami meminta adanya penambahan kegiatan para pemuda lintas agama.
Dari beberapa pandangan dan pertanyaan peserta saresehan sebagaimana diatas, masih banyak pendapat pendapat yang disampaikan, namun secara umum peserta sepakat bahwa Menjaga keutuhan NKRI adalah harga mati dan tak bisa ditawar tawar lagi, dengan mengamalkan Pancasila dan UUD 45 secara murni dan konsekuen.
Ketua FKUB H. SInwani mengatakan “Saya harap dari paparan serta diskusi ini, kita semua akan mendapatkan pencerahan, khususnya mengenai peran yang dapat diambil oleh para agamawan muda dalam mendukung pembangunan di sektor keagamaan, sehingga sekarang dan kedepan, Kabupaten Semarang tetap kondusif” tutup Sinwani di ahir sambutannya.(chz)